Cincau adalah gel serupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air.
Kata “cincau” sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan pembuatan gel ini. Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh.
Dalam makalah ini kami melakukan kunjungan ke pabrik cincau yang bernama “Harum Melegit” yang terletak di Jl. Cipinang Muara 3 Jakarta Timur. Pabrik ini didirikan oleh Bapak Zeki Mulyawan sekitar tahun 1998. Awalnya pabrik ini merupakan pabrik tahu tetapi karena ada suatu kendala yang membuat pabrik tahu tersebut gulung tikar maka pabrik ini diubah menjadi pabrik cincau hitam.
Dalam pabrik ini mempunyai 7 orang buruh yang terbagi menjadi 3 orang memasak, 2 orang di bagian transportasi dan 2 orang di bagian administrasi. Di dalam pabrik tidak dibutuhkan ijazah tetapi hanya membutuhkan keahlian dan kerajinan. Sistem pembagian upah berdasarkan keahlian dan diberikan setiap hari. Bagi karyawan yang mempunyai keahlian diberikan upah Rp 35.000/hari. sedangkan untuk karyawan baru diberi upah Rp 28.000/hari. Hasil produksi cincau dipasarkan ke pasar-pasar tradisional maupun di agen-agen besar yang terletak di jalan kapuk. Pabrik ini biasanya menghasilkan 150 bak cincau/hari dan 200 bak jelly/hari. Harga pasaran cincau 1 bak Rp 18.000.
Jam kerja buruh dimulai dari pukul 07.00 WIB – 15.00 WIB. Sedangkan jam istirahatnya pada pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB. Dan semua buruh tinggal di pabrik ini. Upah mereka sudah termasuk uang makan, karena di pabrik tersebut hanya disediakan nasi.
Cincau ini banyak dibeli saat bulan ramadhan tiba, karena biasanya cincau banyak dijadikan menu untuk berbuka puasa. Maka penghasilan dibulan ramadhan lebih besar. Sedangkan jika musim hujan pabrik cincau ini sepi pembelinya, dan biasanya pabrik ini mengurangi produksinya.
Kendala yang biasa terjadi adalah para buruh tidak disiplin seperti bermalas-malasan saat berkerja. Rusaknya mesin-mesin seperti mesin air. Keluhan dari masyarakat seperti cincau dan jelly kurang wangi, kurang matang, dan lembek. Hingga sekarang pabrik ini mempunyai 20 pelanggan tetap yang berada di daerah Jakarta.
II. PROSES PRODUKSI
1. Pembuatan Cincau
Komposisi : Daun Cincau, minyak jeruk (orange oil), gula sodium, sagu, pengawet makanan, soda.
Keterangan : a. Daun cincau berasal dari daerah Jawa Timu.
b. Soda berfungsi untuk merebus hingga berbusa sehingga proses menjadi cepat.
Langkah-langkah pembuatan
Tahap 1 : Daun cincau yang sudah kering ditimbang.
Tahap 2 : Daun yang sudah ditimbang kemudian dicuci.
Tahap 3 : Daun tersebut direbus.
Tahap 4 : Hasil rebusan itu disaring dan diambil airnya dan ampasnya dibuang.
Tahap 5 : Masukan air hasil saringan tersebut ke tong masakan.
Tahap 6 : Setelah dimasukan kedalam tong masakan kemudian dicampur sagu.
Tahap 7 : Dimasak selama sepuluh menit.
Tahap 8 : Kemudian dicetak ke dalam bak.
Tahap 9 : Kemudian didinginkan selama 1 jam.
Tahap 10 : Di distribusikan ke pasar.
2. Pembuatan Jelly
Komposisi : Tepung rumput laut , minyak jeruk (orange oil), gula sodium, pengawet makanan,pewarna makanan.
Keterangan : a. Tepung rumput laut tersebut sudah termasuk tepung jelly.
Langkah-langkah pembuatan
Tahap 1 : Tepung rumput laut tersebut ditimbang.
Tahap 2 : Tepung rumput laut itu dicampur oleh bahan lainnya.
Tahap 3 : Kemudian dimasukan ke tong masak.
Tahap 4 : Dicetak ke dalam bak.
Tahap 5 : Didinginkan selama 1 jam.
Tahap 6 : Didistribusikan ke pasar.
3. Analisis
a. Kebersihan pabrik beserta alat-alatnya kurang terjaga.
b. Standard keselamatan kerja kurang diperhatikan, contohnya : Para buruh tidak memakai masker, tidak memakai sepatu keselamatan, tidak memakai sarung tangan, dan alat pelindung lainnya.
c. Produk kurang higenis karena bak-baknya kurang terlihat bersih.
d. Fasilitasnya kurang mendukung.
III. PENUTUP
• Kesimpulan
Setelah kami berkunjung ke pabrik cincau kami minyimpulkan bahwa fasiltas yang terdapat di pabrik tersebut kurang memadai sehingga keselamatan kerja kurang di perhatikan. Tetapi produk cincau yang di hasilkan cukup berkualitas. Karena setiap buruh memiliki keahlian untuk membuat cincau.
• Kritik dan Saran
Menurut kami pabrik tersebut sudah memenuhi standar, akan tatapi kurang di perhatikan keselamtan kerjanya, dan kebersihaan kurang terjaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar